Sabtu, 07 Desember 2013

Laporan Kerja Praktik



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di era globalisasi dan persaingan dunia yang sangat ketat saat ini, maka setiap generasi baru harus mampu menyesuaikan dan mengembangkan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya dengan cara membekali diri dengan pendidikan.
Program D3 Manajemen Informatika Komputer AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar ingin menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan professional dalam dunia kerja nantinya. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas maka AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar mewajibkan mahasiswa AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar untuk melaksanakan Kerja Praktek Yang mana dapat dilaksanakan di berbagai instansi baik milik pemerintah maupun swasta. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, sehingga benar-benar menjadi ahli madya yang terampil pada bidangnya.
 Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu matakuliah yang terdapat pada kurikulum program D-3 Manajeman Informatika dan Komputerisasi Akuntansi, yang berarti wajib dilaksanakan penulis untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan perkulihannya yaitu pada jurusan Manajemen Informatika .
Melalui Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah yang diperoleh dari bangku akademis untuk melihat, menganalis dan memecahkan dilapangan, mempraktekkan kemampuan yang ada, serta memproleh pengalaman di lapangan yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi nantinya dalam lingkungan pekerjaan.




                       
1.2.  Tujuan  Dan Manfaat Kerja Praktik
            Praktek Kerja Lapangan dapat diartikan sebagai kegiatan mahasiswa yang dilakukan disuatu instansi atau di dunia  usaha perusahaan sesuai dengan jurusan dan keahlian yang dimiliki seseorang mahasiswa. Adapun dari maksud dari praktek kerja lapangan ini adalah menerapkan ilmu pengetahuan yang selama perkuliahan ke lapangan kerja dunia usaha lainnya dan memperluas wawasan di bidang pengelolahan data yang dapat memacu pendidikan formal sehingga praktek kerja lapangan mempunyai tujuan dan manfaat yang perlu kita perhatikan dibawah ini.
1.2.1. Tujuan Kerja Praktek
Secara umum, tujuan kerja praktek ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa karena ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan akan lebih bermanfaat bila diaplikasikan pada instansi atau perusahaan.
Secara khusus, yang menjadi tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :
1.    Mampu mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu yang diproleh selama masa perkuliahan.
2.    Memperkenalkan kepada mahasiswa secara langsung situasi kerja yang sebenarnya sehingga kelak mampu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang akan dihadapi.
3.    Memperoleh keterampilan dalam penguasaan pekerjaan, sehingga menambah   pengalaman dalam persiapan  untuk terjun kedunia yang sengguhnya.
4.      Melatih diri dalam bekerja sama dengan pihak lain. Kerja sama ini mencakup bagaimana cara bergaul dan cara berperilaku yang baik dengan pihak perusahaan (internal), maupun pihak luar perusahan (eksternal). Tata cara bekerja, dan disiplin serta aturan yang diterapkan perusahaan.
5.      Mempersiapkan mahasiswa agar lebih mampu menjadi tenaga kerja yang terampil dan professional sebelum terjun kemasyarakat luas
6.      Guna memenuhi salah satu syarat akademis sebelum membuat Tugas Akhir (TA) pada Program Studi Manajemen  Informatika Komputer AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar.
1.2.2.      Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat yang didapat dari kerja praktik antara lain:
1.        Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan program kerja pada perusahaan maupun instansi pemerintahan. Melalui praktek kerja lapangan  mahasiswa mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja . Selain itu, mahasiswa akan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi di dalam dirinya melalui praktek kerja lapangan.
2.      Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
Lembaga dapat menjalin kerjasama dengan dunia usaha, Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan Instansi Pemerintahan. Praktek Kerja Lapangan dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah dunia kerja.
3.      Bagi Tempat PKL
Institusi dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang berwawasan akademi dari praktek kerja lapangan tersebut. Dunia kerja atau institusi kerja tersebut akan memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya. Kemudian laporan praktek kerja lapangan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi mengenai situasi umum institusi tempat praktek tersebut.

1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik
Adapun pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan mulai tanggal 22 Juli hingga 22 Agustus 2013, pada bagian Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir.


1.4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan laporan ini secara garis besarnya dibagi dalam 4 bab dan masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab yaitu :
BAB  1.           PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan Latar belakang, tujuan, manfaat Praktik Kerja Lapangan serta tempat dan waktu pelaksanaan  Praktik Kerja Lapangan  dan sistematika penulisan laporan.
BAB 2.      DESKRIPSI PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan sejarah singkat berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan termasuk mengenai tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian dalam perusahaan.
BAB 3.       LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Bab ini menguraikan tentang pelaksanaan kerja praktek, sistem yang berjalan, hasil pengamatan dan pemecahan masalah pada bagian Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate.
BAB 4.      KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan terdahulu dan saran-saran.











BAB 2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.   Sejarah Perusahaan
PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak  dalam  bidang  perkebunan  dan  pengolahan  karet.  Hasil  perkebunan berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Crumb rubber yang diolah oleh PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate akan diekspor ke Jepang sebagai bahan baku pembuatan ban. Ban Bridgestone akan dipasarkan ke berbagai negara Asia, Afrika dan Amerika.
PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate yang terletak di Dolok Merangir, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dibeli oleh perusahaan Goodyear pada tahun  1916.  Perusahaan  ini  dibeli  dari  Vrenide  Indice  Coltounderneeming (VICO). Vrenide Indice Coltounderneeming merupakan perusahaan Belanda yang dipimpin oleh J.J. Blandeing. Pada Tahun 1917 didirikan pabrik dan kemudian, pada tahun 1927 didirikan Planing Research dan Chemical Research.
PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate mengalami beberapa perubahan dan diantaranya adalah perubahan perluasan perusahaan, peralihan kepemilikan dan perubahan nama. Berikut sejarah terhadap perubahan perluasan perusahaan maupun peralihan kepemilikan, serta nama perusahaan.
2.1.1        Perluasan Perusahaan dan Perpanjangan HGU
Adapun  perluasan perusahaan dan perpanjangan Hak Guna Usaha pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate meliputi:
1.      Pada Tahun 1967 Kebun Naga Raja dan Dolok Ulu yang sebelumnya milik PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) yang dikuasai oleh Goodyear
2.      Pada tanggal 1 Oktober  1977, Perkebunan PT. Haboko Tea Coy, yang sebelumnya dikuasai oleh oleh PT. Lonsum diurus atau diusahai oleh Goodyear, dan pada tanggal 1 Januari 1982 PT. Haboko Tea Coy resmi berubah nama menjadi NV. Goodyear Sumatra Plantations, LTD.
3.      Kebun Naga  Raja diusahai  berdasarkan  SK  Ditjen  Agraria No.SK.2/ HGU/80 tanggal 2 Januari 1980 dan sertifikat HGU No 1 Tanggal 15 Oktober  1082  dan  telah  memperoleh  perpanjangan  selama  25  tahun sesuai dengan SK. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 114/HGU/BPN/1997 tanggal  16  September  1997 seluas 2.846,73 Hektar.
4.      Kebun  Dolok  Merangir  dan  Dolok  Ulu  dikuasai  berdasarkan  SK. Menteri Dalam Negeri Nomor : 3/HGU/DA/80 dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 tahun seluas 11.226,38 Hektar. Namun setelah diukur secara kadasteral dengan mengeluarkan seluas 202,87 Hektar untuk  Kawasan  Industri  Simalungun  (KIS)  dan  perluasan  wilayah Ibukota Kecamatan Tapian Dolok, kantor imigrasi P.Siantar serta peruntukan jalan, maka luas area HGU PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate di Kabupaten Simalungun menjadi seluas 11.023,553 Hektar.
5.      Kebun Aek Tarum diusahai berdasarkan Hak Guna Usaha No. 1/Perk. A.Tarum Haboko dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 Tahun sesuai dengan SK. Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 149/HGU/BPN/97 tanggal 9 Desember 1997 seluas 4.238,88 Hektar.
2.1.2.      Peralihan kepemilikan dan Perubahan Nama Perusahaan
Kepemilikan saham perusahaan PT. Goodyear Sumatra Plantations sebanyak 1.900.000 saham beralih kepada Bridgestone Corporation (Jepang) dengan nama perusahaan  PT. Bridgestone  Sumatra  Rubber  Estate  yang  merupakan  badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia sejak tanggal 9 Agustus 2005.
Peralihan kepemilikan dan perubahan nama perusahaan tersebut tercantum dalam keputusan sekuler pada Akte Notaris No. 80, persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. No. C-02853 HT.01.04.TH.2005 tanggal 2 Februari 2005    dan   persetujuan   Badan    Koordinasi    penanaman    modal   R.I.    No. 236/B.2/A6/2005 tanggal 4 Oktober 2005. Peralihan kepemilikan perusahaan dan nama perusahaan telah diumumkan melalui Harian Media Indonesia dan Suara Pembaharuan tanggal 1 September 2005.
Saat ini PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate mempunyai 5 divisi perkebunan. Divisi perkebunan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1
Table 2.1. Lokasi Divisi Perkebunan PT. BSRE
No
Divisi
Lokasi
1
Divisi I
Naga Raja
2
DivisiII
Dolok Merangir
3
Divisi III
Dolok Ulu
4
Divisi IV
Dolok Ulu
5
Divisi V
Aek Tarum
Sumber : PT.Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Dolok Merangir

PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate saat ini memiliki pabrik pengolahan crumb rubber seluas 106.537,58 m2. Pabrik pengolahan crumb rubber terbagi atas 5 factory, yaitu :
  1. DM Factory (Dolok Merangir Factory)
  2. DX Factory (Dolok Merangir Expansion Factory)
  3. FOMM Factory
  4. NB1 (New Bridgestone 1)
  5. NB2 (New Bridgestone 2)
DM factory, DX factory serta Fomm factory merupakan factory yang didirikan oleh PT. Goodyear Sumatra Plantations, sedangkan Factory NB1 dan NB2 merupakan  factory yang didirikan oleh PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate.
2.2.      Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT.  Bridgestone  Sumatera  Rubber  Estate  menghasilkan  crumb  rubber yang   merupakan  bahan  baku  pembuatan  ban.   Peningkatan  produksi  yang dilakukan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate membuat  masyarakat sekitar  terpacu  untuk  menanam karet.  Harga  jual karet  pada  PT.  Bridgestone Sumatera Rubber Estate sangat tinggi, oleh karena itu masyarakat sekitar lebih tertarik  menjual  kepada  PT.  Bridgestone  Sumatera  Rubber  Estate    dari pada perusahaan sejenis yang ada di lingkungan sekitar. Harga Jual karet yang tinggi dikarenakan perusahaan sangat bergantung pada penjualan karet dari masyarakat. Sekitar 65% bahan baku untuk proses produksi berasal dari karet masyarakat.
Selain bergerak dalam bidang penjualan dan pengolahan karet, PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate juga bergerak pada bidang perkebunan karet.Hasil perkebunan karet dari PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate hanya memenuhi 35% dari kebutuhan bahan baku dan untuk memenuhi kebutuhan produksinya PT, Bridgestone Sumatra Rubber Estate membeli bahan baku dari masyarakat, supplier dan perusahaan karet yang lainnya.

2.3.      Visi dan Misi
Misi Grup Bridgestone didasarkan pada kata-kata pendirinya yaitu: “Menyumbang Masyarakat dengan Mutu Tertinggi”. Untuk memenuhi misi ini Grup Bridgestone telah menggunakan konsep “dasar” untuk menunjukkan komitmen yang berkesinambungan dari karyawan untuk memberikan kepada pelanggan produk dan jasa untuk melayani masyarakat di mana Bridgetone Melakukan bisnis. “Esensi Bridgestone” terdiri dari kata-kata, Budaya perusahaan yang terintegrasi dan keragaman kita bahwa perusahaan saat ini telah mewarisi dan rasa berbagi nilai-nilai yang dapat dianut oleh karyawan Bridgestone di seluruh dunia.
  1. Menyumbang Masyarakat dengan Mutu Tertinggi
PT BSRE bercita-cita untuk menawarkan yang terbaik bagi pelanggan dan untuk masyarakat, tidak hanya dalam hal produk, layanan dan teknologi, tetapi juga dalam semua kegiatan perusahaan. Komitmen PT BSRE terhadap kualitas bukan berasal dari keinginan untuk mendapat keuntungan semata, tetapi timbul dari semangat untuk meningkatkan keselamatan dan kehidupan yang nyaman dalam segala aspek bagi semua orang di seluruh dunia. Melalui Misi ini, PT BSRE berusaha untuk menjadi perusahaan yang dipercaya oleh semua orang di dunia, sebuah perusahaan di mana kita semua bisa berbangga.


  1. Seijitsu-Kyocho (Integritas dan Kerjasama)
Seijitsu-Kyocho adalah berpegang pada ketulusan hati dalam menjalankan pekerjaan, menghadapi orang lain, dan berpartisipasi dalam masyarakat, serta mendorong kerjasama tim dengan tetap mengedepankan rasa saling menghargai dan menghormati keragaman ketrampilan, perspektif, pengalaman, jenis kelamin, dan ras. Dengan hal tersebut kita dapat menciptakan hasil yang positif.
  1. Shinshu-Dokusho (Pelopor Kreativitas)
Shinsu-Dokuso adalah mengetahui dan memahami yang terjadi di dunia dari sudut pandang Pelanggan sehingga kita pun dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut di atas, kita harus proaktif dalam menciptakan beragam kreasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kita harus mencari dan menciptakan peluang pasar baru di dunia dengan metode sendiri yang unik.
  1. Genbutsu-Genba (Peninjauan Lapangan)
Genbutsu-Genba adalah melangkahkan kaki ke lapangan dan memastikan kenyataan dengan mata kepala sendiri. Dengan tidak merasa puas dengan kondisi yang ada, kita harus membandingkannya dengan "kondisi yang ideal" dan membuat keputusan yang tepat untuk mencapai kondisi yang terbaik.
  1. Jukuryo Danko (Kematangan Tindakan)
Jukuryo-Danko adalah pemikiran yang dalam tentang segala kemungkinan pada beragam situasi untuk mengambil tindakan. Serta menentukan arah yang harus ditempuh, setelah mengidentifikasi intisarinya. Hal tersebut dilakukan dengan kecepatan dan daya tahan yang kuat.






2.4.       Lokasi perusahaan
Letak pabrik pengolahan crumb rubber PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate adalah sebagai berikut :
Desa                  : Dolok Merangir
Kecamatan       : Dolok Batu Nanggar
Kabupaten        : Simalungun
Provinsi                    : Sumatera Utara
Adapun  Batas-batas  pabrik  pengolahan  crumb  rubber  PT.  Bridgestone
Sumatra Rubber Estate adalah sebagai berikut :
Sebelah timur      : Kebun karet PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Sebelah barat      : Pemukiman penduduk
Sebelah utara      : Kebun karet PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Sebelah selatan   : Perumahan Karyawan

2.5.      Daerah Pemasaran
Crumb Rubber yang dihasilkan oleh PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, merupakan bahan baku pembuatan ban. Sebelum crumb rubber dikirim ke Jepang, terlebih dahulu akan dikirim ke Singapura. Bridgestone corporation Singapura menentukan kuantitas bahan baku yang diperlukan oleh Bridgestone Corporation di Yokohama, Jepang. Daerah pemasaran ban Bridgestone meliputi wilayah Asia, negara-negara di Amerika seperti Amerika Serikat, Kanada dan Brazil serta beberapa negara di kawasan Afrika. Untuk pasar kawasan Eropa ban Bridgestone masih bersaing dengan ban sejenis.
Kawasan   Asia   merupakan   pasar   yang   paling   potensial   bagi   ban Bridgestone, hal ini dikarenakan harga ban Ban bridgestone dapat dijangkau oleh konsumen di Asia selain kualitas produk yang baik. Pemesanan bagi pasar Asia dilakukan pada Bridgestone Corporation Singapura, sedangkan bagi pasar Indonesia dilakukan di Kantor cabang Bridgestone Corporation di Jakarta dan Medan. Kedepannya Bridgestone Corporation dapat bersaing di pasar Eropa dengan ban sejenis.

2.6.      Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan Sekitar
Keberadaan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate di lingkungan sekitar memberikan dampak ekonomi serta dampak sosial dan budaya. Dampak ekonomi diantaranya,  keberadaan  PT.  Bridgestone  Sumatra  Rubber  Estate  membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarkat sekitar. Jenis pekerjaan tersebut diantaranya, tenaga   kerja   keamanan,   tenaga   kerja   di   pabrik      maupun   tenaga   kerja diperkebunan. Dampak ekonomi lainnya adalah, adanya kegiatan jual beli karet antara PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dengan masyarakat sekitar. Tingginya harga karet pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate membuat masyarakat lebih tertarik menjualnya pada perusahaan ini ketimbang perusahaan sejenis.
Dampak sosial budaya diantaranya, perbaikan jalan disekitar areal PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Adanya kerjasama perusahaan dengan masyarakat  sekitar  dengan  adanya  kegiatan  bakti  sosial.  Kerja  sama  juga dilakukan oleh perusahaan dengan perusahaan sekitar mengenai pelatihan karyawan tentang keselamatan kerja.
Mengenai dampak  lingkungan PT.  Bridgestone Sumatra Rubber  Estate telah menerapkan sistem ISO 14000  mengenai manajemen lingkungan. Untuk penaganan bau akibat pengolahan crumb rubber PT. Bridgestone memakai Air Scrubber. Air Scrubber merupakan peralatan yang digunakan untuk menyerap kadar bau yang terkandung dalam gas buang, sehingga bau-bauan dapat di minimalisir.  Limbah hasil proses produksi crumb rubber berbentuk limbah cair yaitu air pencucian crumb rubber. Sebelum dibuang dan dialirkan ke sungai air pencucian akan diolah terlebih dahulu dengan sistem lumpur aktif atau active sludge pada instalasi pengolahan air limbah yang disebut dengan ASETS (Activated Sludge Effluent Treatment System) sehingga air tidak berbahaya dan aman bagi lingkungan




2.7.       Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit) kerja dalam organisasi. Struktur organisasi pada suatu perusahaan merupakan bagian yang penting dalam pendirian  suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya tugas dan wewenang, sehingga pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara jabatan satu dan yang lainnya menjadi jelas. Struktur organisasi menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan oleh semua pihak yang terkait didalamnya.
Suatu sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda memerlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumberdaya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada  didalam  organisasi  dapat  diarahkan  sehingga  mendorong  mereka melaksanakan aktifitas masing-masing dengan baik dan mendukung tercapainya sasaran perusahaan dengan efektif dan efisien.
Struktur Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan. Dengan adanya struktur  organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik dan tidak terjadi kekacauan akibat kesalahan dalam pemberian perintah dan tanggung jawab.
Struktur organisasi dari PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate berbentuk struktur organisasi campuran lini, fungsional dan  staff. Sruktur lini merupakan struktur dimana didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan. Struktur fungsional merupakan struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada pelaksanan dengan keahlian khusus, dan hubungan  staff merupakan hubungan atasan dengan  staff  khusus. Struktur Organisasi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dapat dilihat pada Gambar 2.1



Struktur Organisasi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
IT


Hospital
Dr. Suangma S


President Director
Tagor Simanjuntak


HRD
M. Yusuf Nst


Comptroller


Production Manager
N Handrisanto


Safety
Gatot A


Finance Director


Production Director


                                                       
MFO


MFA


Field Manager
Division


Taining Division


QSR


Estate Inspector


Security


FSD


TD AWS
Bona Pakpahan


Laboratory Manager
Sasaki


Engineering
Sudarmaji


Processing
Ngadirin


QCD
Husni


Environment


R & D


Government


NGO


Executive Secretary
Samidi


Communication


Material Control


Traffic


Medan Office


Jakarta Rep Advisor


Finance


Purchasing


Latex Specialist


 















Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate

Dari stuktur organisasi dapat dilihat hubungan lini, fungsional, dan staff antara pimpinan tertinggi dengan bawahannya. Hubungan lini misalnya pada hubungan president director dengan para director yang ada dibawahnya. Hubungan fungsional misalnya terdapat pada manajer latex specialist dengan manager field administration (MFA). Disini manajer latex specialist melimpahkan wewenang kepada MFA yang mempunyai jabatan fungsional sebagai pelaksana yang memiliki keahlian khusus. Hubungan staff dapat dilihat pada hubungan Finance Director dengan staffkhusus IT. Tugas staff IT disini hanya memberi saran atau nasehat kepada Finance Director. Dari hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate memiliki struktur organisasi campuran.

2.8.      Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab
Manajemen suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksanakan tugas. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan
struktur organisasi perusahaan, yakni :
Wewenang  dan  tanggung  jawab  untuk  masing-masing  bagian  sesuai  dengan  struktur  organisasi  perusahaan,  yakni :
2.8.1.      Managing  Director
Bertanggung  jawab  kepada  Chairman  Of  Board  yang  berkedudukan   di  Jepang.  Adapun  tugas dari Managing Director antara lain:
1.      Menangani,  memimpin  dan  menentukan  kebijakan  opersional  sehari-hari  di  dalam  perusahaan.
2.      Mengkoordinir  tugas-tugas  yang  didelegasikan  kepada  tiap-tiap  bagian  dan  menjalin  hubungan  kerja  yang  baik  dengan  para  karyawan  perusahaan  agar  terbentuk  suasana  kerja  yang harmonis.
Sedangkan wewenang dari Managing Director antara lain:
1.        Mengambil  keputusan  dan  tindakan  yang  tepat  demi  kepentingan  dan  kelangsungan  jalannya  perusahaan.
2.      Mengembangkan  mutu  dan  konsep  perbaikan  secara  kontinu  dan  pengembangan  mutu  pekerja.
2.8.2.      General  Manager
General Manager bertanggung  jawab  terhadap  Managing  Director.  Adapun tugas dari General Manager  antara lain :
1.      Bertanggung  jawab  atas  seluruh  lapangan  perkebunan  di  seluruh  Divisi  (Divis I – V)  dan  operasinya.
2.      Mengkoordinir  tugas-tugas  yang  didelegasikan  pada  Manager  Prodution,  Safety  Department  dan  Security  Department.
3.      Bertanggung  jawab  atas  pengendalian  mutu.
Sedangkan Wewenang dari General Menager antara lain:
  1. Memeriksa  dan  menyetujui  permintaan  pembeli  dan  pesanan-pesanan.
  2. Mengawasi  pelaksanaan  perbaikan  dan  pengawasan  atas  barang-barang  yang  rusak  pada  waktu  produksi  dan  penyimpanan.
2.8.3.      Estate  Administrator
Estate Administrator bertanggung  jawab  kepada  Managing  Director.  Adapun tugas dari Estate Administrator antara lain:
  1. Membantu  Managing  Directory  dalam  membuat  pedoman  Kerja  Bagian  Tanaman.
  2. Mendelegasikan  tugas  tiap  Manager  I – V.
Sedangkan wewenang dari Finance and Administrtion Director antara lain mengatur  segala  administrasi  yang  berkaitan  dengan  operasi  di  kebun  mulai   dari  usaha  penanaman  sampai  usaha  penderesan.                        
2.8.4.      Finance  and  Administration  Director
Finance and Administrtion Director bertanggung  jawab kepada Managing  Director. Adapun tugas Finance and Administrtion Director antara lain:
  1. Membantu  Managing  Directory  dalam  hal  menyusun  laporan  keuangan  dan  anggaran,   Cash  Inflow/ Outflow  Control,  serta  audit  dan  pendanaan.
  2. Mengendalikan  dan  mengelola  keuangan  perusahaan.

Sedangkan wewenang dari Finance and Administrtion Director antara lain:
  1. Mengatur  pembelian  material-material  yang  di  butuhkan  oleh  tiap bagian.
  2. Mengelola  dan  mengendalikan  administrasi  khususnya pembagian  gaji.
2.8.5.      Medical  Superintendent
Medical  Superintendent bertanggung  jawab  kepada  Managing  Director dan mempunyai tugas antara lain:
  1. Mengawasi  kegiatan  dokter-dokter  dalam  pekerjaannya  menangani  pasien.
  2. Mengendalikan  dan  mengelola  kegiatan  di  rumah  sakit.
Sedangkan wewenang dari Medical  Superintendent antara lain Mengkoordinasikan  dan  megendalikan  kepegawaian  di  rumah  sakit.
2.8.6.      Production  Manager
Production  Manager  bertanggung  jawab  kepada  General  Manager. Adapun tugas dari Production Manager antara lain:
  1. Mengawasi  kelancaran  seluruh  proses  produksi  mulai  dari  penerimaan  dan  penanganan  bahan  olah  karet.
  2. Mengawasi  kelancaran  proses  pengolahan,  pengendalian  mutu,  dan  penanganan  hasil  pengolahan.
Sedangkan wewenang dari Production  Manager antara lain:
  1. Mengendalikan  pemeliharaan/ perbaikan  mesin-mesin  dan  peralatan produksi  sampai  dengan  pengiriman  untuk  pengapalan.
  2. Mengkoordinir  tugas-tugas  yang  didelegasikan  pada   Processing Department,  Engineering  Department  dan  Information  Technology.
2.8.7.      Manager  Field  Operation
Manager  Field  Operation bertanggung  jawab  kepada  Estate  Administrator.  Adapun  tugas dari Manager  Field  Operation antara lain:
  1. Bertanggung  jawab  secara  menyeluruh  atas  operasi  divisi  kebun.
  2. Bertanggung  jawab  atas  efisiensi  pengawasan  kerja  dari  divisi  latihan kebun.

Sedangkan wewenang dari Manager  Field  Operation antara lain:
  1. Mengatur  penanaman,  pertumbuhan,  pemeliharaan  dan  pengutipan  getah  sehingga  memeperoleh  hasil  yang maksimal.
  2. Mengawasi  pelaksanaan  dan  memperbaharui  Pedoman  Kerja  Bagian  Tanaman.
2.8.8.      Processing  Manager
Processing  Manager bertanggung  jawab  kepada  Production  Manager. Processing  Manager  mempunyai tugas antara lain:
  1. Mengawasi  pengoperasian  dan  administrasi  seluruh  fasilitas  pemerosesan  karet  mentah  dan  mempertahankan  standard  mutu  produk.
  2. Bertanggung  jawab  atas  kelancaran  proses  produksi  mulai  dari  bahan  baku  dan  hingga  ke  pengemasan  produk.
 Sedangkan wewenang dari Processing  Manager antara lain:
  1. Ikut  serta  mengatur  perencanaan  produksi.
  2. Turut  dalam  pemeriksaan  intern  mutu  dan  penilaian  manajemen  atas mutu.
2.8.9.      Engineering  Manager
Enginering Manager bertanggung  jawab  kepada  Production  Manager. Adapun  tugas dari Enginering Manager antara lain:
1.      Bertanggung  jawab  atas,  pemeliharaan  dan  perbaikan  fasilitas-fasilitas pabrik.
2.      Mengawasi  persediaan  suku  cadang  mesin  dan  peralatan.
3.      Menjamin  kelancaran  operasi  mesin  secara  menyeluruh.
Sedangkan wewenang dari Engineering Manager adalah mengatur  rencana  perbaikan  kerusakan  mesin  dan  peralatan  produksi.
2.8.10.  Safety  Manager
Safety  Manager bertanggung  jawab  kepada  General  Manager. Adapun tugas dari Safety  Manager antara lain:
1.     Menyediakan  APD  (Alat  Pelindung  Diri)  bagi  karyawan  terutama  untuk bagian  produksi.
2.     Memberikan  pengarahan  dan  pelatihan  K-3  bagi  setiap  karyawan.
3.     Memasang  tanda  bahaya  pada  tempat  rawan  kecelakaan  kerja.
Sedangkan wewenang Safety  Manager antara lain:
  1. Membuat  peraturan  K-3  bagi  perusahaan  berdasarkan  Peraturan  Pemerintah  dan  UU  Tenaga  Kerja.
  2. Menjalin  hubungan  dengan  Department  Tenaga  Kerja  setempat  guna  membahas  maslah-masalah  yang  berkaitan  dengan  K-3.
2.8.11.  QCD (Quality  Control  Department)  Manager
QCD Manager bertanggung  jawab  kepada  General  Manager. Adapun tugas dari QCD Manager antara lain:
  1. Memonitor  semua  mutu  produksi  dari  semua  Factory  yang  ada.
  2. Memonitoring  mutu  bahan  baku  yamg  masuk  ke  perusahaan,  baik  dari  supplier  atau  kebun  sendiri.
  3. Menganalisa  semua  bahan  kimia  yang  masuk  dari  supplier.
  4. Memonitor  limbah  yang  dihasilkan  oleh  pabrik.
Adapun wewenang dari QCD Manager antara lain:
  1. Menyediakan  laporan  produksi  harian,  bulanan  dan  tahunan  kepada  Processing  Department.
  2. Membuat  dokumen  ekspor.
2.8.12.  Security  Manager
Security  Manager bertanggung  jawab  kepada  General  Manager Adapun tugas dari Security  Manager adalah bertanggung  jawab  atas  seluruh  keamanan  baik  dalam  perusahaan    yakni  kantor  dan  luar  perusahaan/area  perkebunan.
Sedangkan wewenang dari Security  Manager antara lain:
  1. Memeriksa  setiap  orang  yang  ingin  berurusan  dengan  pihak  perusaahaan.
  2. Menerima   dan  menyampaikan  pesan,  surat  ataupun  berita  yang  diterima.
  3. Mengatur  antrian  setiap  truk  getah  yang  akan  masuk ke areal  perusahaan.

2.8.13. Manager  Field  Administration
Manager  Field  Administration bertanggung  jawab  kepada  Manager  Field  Operation. Adapun tugas dari Manager  Field  Administration antara lain:
  1. Bertanggung  jawab  atas  segala  kebutuhan  yang  diperlukan  dalam  usaha  tanam  karet  seperti  penderes  karet  dan  armada  angkutan.
  2. Mendelegasikan  tugas  kepada  Field  Service  Department,  Training,  Division  dan  Transport. 
Sedangkan Wewenang dari Manager  Field  Administration adalah mengatur  tata  cara  tanam  karet  di  kebun  tiap  divisi  sesuai  dengan  Pedoman  Kerja  Bagian  Tanaman.
2.8.14.  Manager  Field  Division I – V
Manager  Field  Division I – V bertanggung  jawab  kepada  Manager  Field  Operation. Adapun tugas dari Manager  Field  Division I – V antara lain:
  1. Bertanggung  jawab  atas  mutu  getah  yang  dikirim  ke  pabrik.
  2. Mengawasi  pelaksanaan  pemupukan,  pemeliharaan  tanaman  dan  proses  penyadapan  getah.
Sedangkan wewenang dari Manager  Field  Division I – V adalah mengkoordinir  dan  mengendalikan  pengutipan  getah  dari  kebun  tiap  divisi.
2.8.15.  HRD  (Human Resources Departement) Manager
HRD  Manager bertanggung  jawab  kepada  Managing  Director. Adapun tugas dari HRD  Manager adalah:
  1. Menangani  masalah-masalah  yang  berhubungan  dengan  perburuhan.
  2. Mengkoordinir  kegiatan  surat  menyurat  baik  keluar  maupun  ke  dalam  perusahaan.
Sedangkan wewenang dari HRD  Manager antara lain:
  1. Mengatur  tata  cara  penerimaan,  perekrutan  dan  latihan  pendidikan  karyawan.
  2. Penghubung  dengan  pihak  luar  perusahaan  terutama  mayarakat  sekitar.
  3. Mengadakan  hubungan  keluar  dengan  perusahaan  lain  dan  instansi  yang  menangani  masalah  taenaga  kerja. 
2.8.16.  Finance  Manager
Finance  Manager bertanggung  jawab  kepada  Finance  and  Administration  Dierctor. Adapun tugas dari Finance  Manager antara lain:
  1. Merencanakan  dan  mengaudit  keuangan  perusahaan.
  2. Membantu  Finaace  and   Administrations  Director   dalam    hal  pengauditan.
Sedangkan wewenang dari Finance  Manager adalah turut  serta  dalam  merencanakan  keuangan  perusahaan.
2.8.17.  GMMC  (General  Merchandise  and  Material  Control)  Manager
GMMC Manager bertanggung  jawab  kepada  Finance  and  Administration  Dierctor. Adapun tugas dari GMMC Manager antara lain:
  1. Mengkoordinir  dan  mengendalikan  operasi  pembelian  dan  pengawasan  barang.
  2. Mengawasi  pemberian  tanda  setiap  produk  baik  produk  jadi,  produk  yang  tidak  memenuhi  spesifikasi.  
Sedangkan wewenang dari  GMMC Manager adalah menilai  dan  menyetujui  vendor  yang  akan  menjadi  partner perusahaan.
2.8.18.  Hospital  
Hospital bertanggung  jawab  kepada  Medical  Superintendent. Adapun tugas dari Hospital adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada staf dan  karyawan yang membutuhkan perawatan.
Sedangkan wewenang dari Hospital adalah melakukan  test  kesehatan  dalam  rekrutmen  karyawan.
2.8.19.  IT  (Information  Technology) Departement
IT bertanggung  jawab  kepada  Production  Manager. Adapun tugas dari IT adalah merawat  dan  memperbaiki  jaringan  komputer  yang  dipakai  oleh  perusahaan.
Sedangkan wewenang dari IT adalah menyediakan  kebutuhan  perlengkapan  computer pada perusahaan.


2.8.20.  Field  Service  Department
Field  Service  Department bertanggung  jawab  kepada  Manager  Field  administration. Adapun tugas dari Field  Service  Department antara lain:
  1. Menyediakan  peralatan  dan  perlengkapan  untuk  kebutuhan  usaha selama  masa  tanam.
  2. Menyediakan  kebutuhan  bibit  karet  untuk  usaha  tanam.
Sedangkan wewenang dari Field  Service  Department adalah mengatur  peralatan  dan  perlengkapan  selama  masa  tanam.
2.8.21.  Training  Division  
Training Division bertanggung  jawab  kepada  Manager  Field  administration. Adapun tugas dari Training  Division adalah mengawasi  setiap  penderes  yang  ada  disetiap  kebun.
Sedangkan wewenang dari Training  Division adalah memberikan  pelatihan  dan  pengarahan  kepada  setiap  penderes  bagaimana  cara  menderes  karet  yang  baik  dan  benar.

2.9.          Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate berjumlah 6051 Orang, terdiri atas beberapa bagian. Bagian  tersebut diantaranya, bagian Factory meliput i processing, engineering, QC (Quality Control), transportasi dan head office. Bagian lain diantaranya, bagian lapangan, rumah sakit dan keamanan. Perekrutan tenaga kerja  diatur oleh perusahaan, demikian juga penempatannya (tenaga kerja tetap atau dikontrak sesuai dengan kebutuhan). Tenaga kerja kontrak biasanya berasal dari tenaga kerja lokal dan pada level karyawan, upahnya dibayar berdasarkan  hari kerja (Daily Paid).
Tenaga kerja pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dikelompokkan berdasarkan Pimpinan, staff serta karyawan. Berdasarkan sistem pembayaran karyawan dikelompokkan menjadi 3, yaitu karyawan tetap, karyawan lepas dan free labor. Karyawan tetap biasanya digaji setiap bulannya (monthly paid), sedangkan karyawan lepas digaji setiap harinya (daily paid) dan free labor digaji setiap 2 minggu sekali atau pada periode pembayaran yang telah ditentukan. Pekerja free labor tidak memiliki keterkaitan dengan perusahaan apabila periode pekerjaannya telah selesai.

2.10.      Jam Kerja
Pembagian jam kerja pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan shift dan tidak berdasarkan shift. Shift dibagi menjadi 3 yaitu shift I, shift II dan shift III. Berdasarkan Syarat Kerja Umum (SKU) setiap pekerja mempunyai syarat maksimum 7-8 jam kerja/hari dan bekerja 6 hari/minggu. Apabila waktu kerja lebih dari 8 jam kerja, maka jam kerja berikutnya terhitung sebagai lembur.
Ketentuan kerja pada PT.  Bridgestone  Sumatra  Rubber  Estate  adalah sebagai berikut:
2.10.1    Tidak Berdasarkan shift
Secara umum hari kerja di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dimulai Senin sampai dengan jumat, yakni:
  1. Waktu Kerja               Pukul 07.00-12.00
  2. Waktu Istirahat           Pukul 12.00-13.30
  3. Waktu Kerja               Pukul 13.30-17.00
2.10.2.   Berdasarkan Shift
            Jika berdasarkan shift, jam kerja di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dibagi menjadi:
  1. Shift I                           Pukul 07.00 -  15.00
  2. Shift II                          Pukul 15.00 - 23.00
  3. Shift III                        Pukul 23.00 - 07.00
Bagi karyawan shift yang bekerja dibagian produks i, karyawan diberi izin beristirahat setiap 1 jam selama periode 8 jam bekerja.  Penggantian shift dilakukan setiap  seminggu,  hal  ini dilakukan  agar  pekerja  tidak  terlalu  letih  dan  jenuh terhadap jam kerja.

BAB 3
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1. Laporan Kegiatan Kerja Praktik
            Selama melaksanakan Kerja Praktik Lapangan di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir, Penulis ditempatkan pada bagian Quality Control Departement (QCD). Waktu Kerja Praktik di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2013 sampai dengan 22 Agustus 2013 dimulai sesuai jam kerja pada Shift I yaitu mulai pukul 07.00 Wib s/d  pukul 15.00 Wib setiap hari senin sampai dengan hari sabtu. Selama melaksanakan Kerja Praktik Penulis diharuskan mengikuti semua peraturan yang berlaku di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir.
            Kegiatan yang dilakukan Penulis selama melaksanakan Kerja Praktik di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir antara lain:
1.      Melaksanakan senam Taiso
2.      Briefing sebelum dan sesudah bekerja
3.      Melakukan analisa quality
4.      Kebersihan lingkungan kerja
5.      Input data analisa

3.2. Sumber Daya Komputer yang Tersedia
Sumber daya komputer yang tersedia merupakan hal yang sangat urgen dalam menyelesaikan pekerjaan harian terutama untuk menyelesaikan tugas bagian administrasi dan input data analisa, sumber daya komputer tersebut berada pada bagian kantor administrasi dan laboratorium. Adapun sumber daya Komputer dan perangkat penunjang lainnya yang tersedia guna melaksanakan pekerjaan pada bagian QCD (Quality Control Departement) PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir antara lain:
  1. Komputer sebanyak 20 unit
  2. Printer sebanyak 6 unit
  3. Scanner sebanyak 1 unit
  4. Dan berbagai alat tulis kantor lainnya.
Seluruh perangkat Komputer yang ada sudah terkoneksi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan Jaringan LAN (Local Area Network) dan dapat mengakses internet. Sedangkan untuk penyediaan, pemeliharaan dan perawatan komputer-komputer tersebut pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate ada Departement atau bagian yang khusus untuk mengerjakannya yaitu IT (Information Technology) Departement.

3.3. Hasil Pengamatan
Selama melaksanakan Kerja Praktik pada bagian Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir, penulis mengamati bahwa penggunaan komputer merupakan hal yang sangat urgent terutama dalam menyelesaikan tugas administrasi dan penginputan data analisa. Begitu juga program atau sistem informasi yang berjalan sudah sangat baik sehingga memudahkan bagian administrasi dan analis dalam menyelesaikan pekerjaannya. Namun pada bagian penyimpanan bahan-bahan kimia, penulis menemukan bahwa pencatatan stok dan pemakaian bahan-bahan kimia masih dilakukan secara manual dengan menggunakan lembaran checklist yang setiap harinya harus diisi oleh analis ataupun Section  Head.
Adapun beberapa kelemahan yang Penulis amati pada bagian penyimpanan bahan-bahan kimia yang ada pada Laboratorium QCD di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir adalah sebagai berikut:
1.      Sering terjadi kehabisan stok bahan-bahan kimia dikarenakan analis tidak melaporkan jumlah persediaan bahan-bahan kimia yang ada
2.      Terjadinya kesulitan dalam mengetahui persediaan bahan-bahan kimia yang ada dikarenakan analis yang menggunakan atau mengambil bahan-bahan kimia tidak mencatat persediaan dan pemakaiaan bahan-bahan kimia pada checklist yang tersedia
3.      Sering terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan, baik laporan penggunaan, persediaan ataupun  bahan-bahan kimia yang masuk.
3.4.Pemecahan Masalah
Dengan adanya permasalahan yang Penulis temukan selama melaksanakan Kerja Praktik pada bagian Quality Control Departement PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir, Perlunya usulan perancangan sistem dari sistem yang sedang berjalan guna memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna sistem, serta mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem itu dengan suatu sistem informasi yang mudah dimengerti dalam penggunaannya.
Berdasarkan pada hasil evaluasi sistem yang berjalan maka sistem yang telah ada perlu dikembangkan. Pengembangan sistem dilakukan dengan mengubah atau memperbaiki sistem yang manual atau tertulis ke dalam sistem terkomputerisasi, dengan menambahkan aplikasi untuk pengolahan data stok bahan-bahan kimia. Penulis tertarik untuk memecahkan masalah tersebut dengan membuat sebuah program atau aplikasi “Perancangan dan Implementasi Stok Bahan-bahan pada Quality Control Departement PT. Bidgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir” dengan menggunakan Visual Basic dan SQL Server.
Adapun tujuannya adalah untuk mempermudah dalam mengontrol stok bahan-bahan kimia, terutama tahap penyesuaian data barang yang telah terpakai dengan yang masih tedapat dalam gudang. Sehingga proses pembuatan laporan pada setiap akhir periode akan lebih cepat dan akurat.











BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan Kerja Praktik pada bagian Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan karet remah atau Crumb Rubber.
  1. Dengan  adanya  Sistem atau aplikasi untuk stok bahan-bahan kimia yang ada di  Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir kiranya dapat mempermudah pengelolaan data stok dan pemakaian bahan-bahan kimia  serta   meningkatkan   kinerja analis / karyawan   di   dalam perusahaan.
  2. Dengan dibangunnya  sistem atau aplikasi stok bahan-bahan kimia,  maka kendala yang semula dihadapi di Quality Control Dept, yaitu keakuratan, ketepatan waktu dalam   pencarian   data  barang  maupun   jumlah   stock barang   secara otomatis dapat ditanggulangi.
  3. Dengan   Sistem   Informasi   stok bahan-bahan kimia   yang   sudah  terkomputerisasi, analis, section head ataupun manager tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh laporan tentang pemakaian dan persediaan barang. sehingga tidak terjadi lagi kehabisan stok bahan kimia.

3.2. Saran
Setelah melakun Kerja Praktik pada bagian Quality Control Departement PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir dan dengan selesainya penulisan Laporan Kerja Praktik ini, dengan kerendahan hati penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut:
1.      Setiap analis yang menggunakan bahan-bahan kimia hendaknya benar-benar mencatat bahan-bahan kimia yang digunakan dan persediaan yang masih ada, kemudian di cek kembali oleh section head dan diverifikasi oleh staff atau assistant terkait.
2.      Dengan adanya system atau aplikasi yang dibangun dapat mempermudah dalam mengawasi pemakaian dan persediaan bahan-bahan kimia yang ada pada gudang di Quality Control Departement PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok merangir.
3.      Diharapkan kepada pihak AMIK Tunas Bangsa Pematang hendaknya lebih meningkatkan kerja sama antara perusahaan-perusahaan ataupun instansi-instansi  baik swasta maupun pemerintah agar terjalin hubungan yang lebih baik dengan perusahaan  ataupun instansi  tersebut, sehingga pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berjalan dengan baik.
Dengan selesainya penyusunan Laporan Kerja Praktik ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih jauh ari sempurna dan masih banyak kekurangannya, maka dengan ini penulis sangat mengharapakan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak guna perbaikan dimasa yang akan dating.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar