BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dengan semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di era globalisasi dan
persaingan dunia yang sangat ketat saat ini, maka setiap generasi baru harus
mampu menyesuaikan dan mengembangkan diri terhadap lingkungan yang akan
dihadapinya dengan cara membekali diri dengan pendidikan.
Program D3
Manajemen Informatika Komputer AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar ingin
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan professional dalam
dunia kerja nantinya. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas maka AMIK Tunas
Bangsa Pematangsiantar mewajibkan mahasiswa AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar
untuk melaksanakan Kerja Praktek Yang mana dapat dilaksanakan di berbagai
instansi baik milik pemerintah maupun swasta. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas mahasiswa, sehingga benar-benar menjadi ahli madya yang
terampil pada bidangnya.
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu
matakuliah yang terdapat pada kurikulum program D-3 Manajeman Informatika dan
Komputerisasi Akuntansi, yang berarti wajib dilaksanakan penulis untuk memenuhi
syarat dalam menyelesaikan perkulihannya yaitu pada jurusan Manajemen
Informatika .
Melalui Praktek
Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori ilmiah
yang diperoleh dari bangku akademis untuk melihat, menganalis dan memecahkan
dilapangan, mempraktekkan kemampuan yang ada, serta memproleh pengalaman di
lapangan yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi nantinya
dalam lingkungan pekerjaan.
1.2.
Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktik
Praktek Kerja Lapangan dapat
diartikan sebagai kegiatan mahasiswa yang dilakukan disuatu instansi atau di
dunia usaha perusahaan sesuai dengan jurusan
dan keahlian yang dimiliki seseorang mahasiswa. Adapun dari maksud dari praktek
kerja lapangan ini adalah menerapkan ilmu pengetahuan yang selama perkuliahan
ke lapangan kerja dunia usaha lainnya dan memperluas wawasan di bidang
pengelolahan data yang dapat memacu pendidikan formal sehingga praktek kerja
lapangan mempunyai tujuan dan manfaat yang perlu kita perhatikan dibawah ini.
1.2.1.
Tujuan
Kerja Praktek
Secara
umum, tujuan kerja praktek ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mahasiswa karena ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan akan
lebih bermanfaat bila diaplikasikan pada instansi atau perusahaan.
Secara
khusus, yang menjadi tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :
1. Mampu
mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu yang diproleh selama masa
perkuliahan.
2. Memperkenalkan
kepada mahasiswa secara langsung situasi kerja yang sebenarnya sehingga kelak
mampu beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang akan dihadapi.
3. Memperoleh
keterampilan dalam penguasaan pekerjaan, sehingga menambah pengalaman
dalam persiapan untuk terjun kedunia
yang sengguhnya.
4. Melatih
diri dalam bekerja sama dengan pihak lain. Kerja sama ini mencakup bagaimana
cara bergaul dan cara berperilaku yang baik dengan pihak perusahaan (internal),
maupun pihak luar perusahan (eksternal). Tata cara bekerja, dan disiplin serta
aturan yang diterapkan perusahaan.
5. Mempersiapkan
mahasiswa agar lebih mampu menjadi tenaga kerja yang terampil dan professional
sebelum terjun kemasyarakat luas
6. Guna
memenuhi salah satu syarat akademis sebelum membuat Tugas Akhir (TA) pada Program
Studi Manajemen Informatika
Komputer AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar.
1.2.2.
Manfaat
Kerja Praktek
Adapun
manfaat yang didapat dari kerja praktik antara lain:
1.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa
mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan program kerja pada perusahaan
maupun instansi pemerintahan. Melalui praktek kerja lapangan mahasiswa
mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia
kerja . Selain itu, mahasiswa akan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi di
dalam dirinya melalui praktek kerja lapangan.
2. Bagi
Lembaga Perguruan Tinggi
Lembaga dapat menjalin kerjasama dengan
dunia usaha, Lembaga BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta, dan Instansi Pemerintahan.
Praktek Kerja Lapangan dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah
dunia kerja.
3.
Bagi Tempat PKL
Institusi
dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja lepas yang berwawasan akademi dari praktek kerja lapangan
tersebut. Dunia kerja atau institusi kerja tersebut akan memperoleh tenaga
kerja yang sesuai dengan bidangnya. Kemudian laporan praktek kerja lapangan
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi mengenai situasi umum
institusi tempat praktek tersebut.
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktik
Adapun
pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan mulai tanggal 22 Juli hingga 22
Agustus 2013, pada bagian Quality Control Departement di PT. Bridgestone
Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir.
1.4. Sistematika Penulisan
Adapun
sistematika dalam penulisan laporan ini secara garis besarnya dibagi dalam 4
bab dan masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab yaitu :
BAB 1.
PENDAHULUAN
Bab
ini menjelaskan Latar belakang, tujuan, manfaat Praktik Kerja Lapangan serta
tempat dan waktu pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan dan sistematika penulisan
laporan.
BAB 2. DESKRIPSI PERUSAHAAN
Bab
ini menjelaskan sejarah singkat berdirinya perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan termasuk mengenai tugas dan wewenang
serta tanggung jawab masing-masing bagian dalam perusahaan.
BAB 3. LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Bab
ini menguraikan tentang pelaksanaan kerja praktek, sistem yang berjalan, hasil
pengamatan dan pemecahan masalah pada bagian Quality Control Departement di PT.
Bridgestone Sumatra Rubber Estate.
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab
ini mengemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan terdahulu dan saran-saran.
BAB
2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan
suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang
perkebunan dan pengolahan
karet.
Hasil perkebunan
berupa getah karet akan
diolah menjadi crumb rubber.
Crumb rubber yang diolah oleh
PT
Bridgestone Sumatra Rubber Estate akan diekspor ke Jepang sebagai
bahan baku pembuatan ban. Ban Bridgestone akan dipasarkan
ke
berbagai negara
Asia, Afrika dan Amerika.
PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate yang terletak di Dolok Merangir, Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara dibeli
oleh perusahaan Goodyear pada tahun
1916. Perusahaan ini dibeli
dari
Vrenide
Indice Coltounderneeming
(VICO). Vrenide Indice Coltounderneeming merupakan perusahaan Belanda yang
dipimpin oleh J.J. Blandeing. Pada Tahun 1917 didirikan pabrik dan kemudian, pada tahun 1927 didirikan Planing Research dan Chemical Research.
PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate mengalami beberapa perubahan
dan diantaranya adalah
perubahan perluasan
perusahaan, peralihan kepemilikan dan
perubahan nama. Berikut sejarah terhadap perubahan
perluasan perusahaan maupun peralihan kepemilikan, serta nama perusahaan.
2.1.1
Perluasan Perusahaan dan Perpanjangan HGU
Adapun perluasan perusahaan dan perpanjangan Hak
Guna Usaha pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate meliputi:
1. Pada Tahun 1967 Kebun Naga Raja dan Dolok Ulu yang sebelumnya milik PPN (Perusahaan Perkebunan
Negara) yang dikuasai oleh Goodyear
2. Pada tanggal 1 Oktober
1977, Perkebunan PT. Haboko Tea Coy, yang
sebelumnya dikuasai oleh oleh PT. Lonsum diurus atau diusahai oleh Goodyear, dan pada tanggal 1 Januari 1982 PT. Haboko Tea Coy resmi
berubah nama menjadi NV. Goodyear Sumatra Plantations, LTD.
3. Kebun
Naga Raja diusahai berdasarkan SK Ditjen Agraria No.SK.2/ HGU/80 tanggal 2 Januari 1980 dan sertifikat HGU No 1 Tanggal 15
Oktober 1082 dan telah memperoleh
perpanjangan
selama 25 tahun
sesuai dengan SK. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional
Nomor: 114/HGU/BPN/1997 tanggal 16
September 1997
seluas
2.846,73 Hektar.
4. Kebun
Dolok Merangir
dan Dolok
Ulu dikuasai berdasarkan SK. Menteri Dalam
Negeri
Nomor : 3/HGU/DA/80 dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 tahun seluas 11.226,38 Hektar. Namun setelah diukur secara kadasteral dengan mengeluarkan seluas 202,87 Hektar untuk Kawasan Industri Simalungun (KIS) dan perluasan wilayah Ibukota
Kecamatan Tapian Dolok, kantor imigrasi P.Siantar serta
peruntukan jalan, maka luas area HGU PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate di Kabupaten Simalungun menjadi seluas
11.023,553 Hektar.
5. Kebun Aek Tarum diusahai berdasarkan Hak Guna Usaha No. 1/Perk. A.Tarum Haboko dan telah memperoleh perpanjangan selama 25 Tahun
sesuai dengan
SK. Menteri Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional No.
149/HGU/BPN/97 tanggal 9 Desember 1997 seluas 4.238,88 Hektar.
2.1.2.
Peralihan
kepemilikan dan Perubahan Nama Perusahaan
Kepemilikan saham perusahaan PT. Goodyear Sumatra Plantations sebanyak 1.900.000
saham beralih kepada Bridgestone Corporation
(Jepang) dengan nama
perusahaan PT. Bridgestone
Sumatra
Rubber Estate
yang merupakan
badan
hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia sejak tanggal 9 Agustus
2005.
Peralihan
kepemilikan
dan
perubahan nama perusahaan
tersebut tercantum dalam
keputusan sekuler pada Akte Notaris No. 80, persetujuan Menteri Hukum
dan
Hak Asasi Manusia R.I. No. C-02853 HT.01.04.TH.2005 tanggal 2 Februari 2005 dan persetujuan Badan Koordinasi
penanaman modal R.I. No. 236/B.2/A6/2005
tanggal 4 Oktober 2005. Peralihan kepemilikan perusahaan dan nama perusahaan telah
diumumkan melalui
Harian Media Indonesia dan
Suara
Pembaharuan tanggal 1 September 2005.
Saat ini PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate mempunyai 5 divisi perkebunan. Divisi perkebunan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1
Table 2.1. Lokasi Divisi Perkebunan PT. BSRE
No
|
Divisi
|
Lokasi
|
1
|
Divisi I
|
Naga Raja
|
2
|
DivisiII
|
Dolok Merangir
|
3
|
Divisi III
|
Dolok Ulu
|
4
|
Divisi IV
|
Dolok Ulu
|
5
|
Divisi V
|
Aek Tarum
|
Sumber : PT.Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Dolok Merangir
PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate saat ini memiliki pabrik pengolahan crumb rubber seluas
106.537,58 m2. Pabrik pengolahan crumb rubber
terbagi atas 5 factory, yaitu :
- DM Factory (Dolok Merangir Factory)
- DX Factory (Dolok Merangir Expansion Factory)
- FOMM Factory
- NB1 (New Bridgestone 1)
- NB2 (New Bridgestone 2)
DM factory, DX factory serta Fomm factory merupakan factory yang didirikan oleh PT. Goodyear Sumatra Plantations, sedangkan Factory NB1 dan NB2 merupakan factory yang didirikan oleh PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Bridgestone
Sumatera Rubber
Estate menghasilkan crumb rubber yang merupakan bahan baku pembuatan
ban. Peningkatan produksi
yang dilakukan oleh PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate membuat masyarakat sekitar terpacu untuk menanam karet.
Harga jual karet pada PT.
Bridgestone
Sumatera Rubber Estate sangat tinggi, oleh karena itu masyarakat sekitar lebih
tertarik menjual kepada PT. Bridgestone
Sumatera Rubber
Estate dari pada perusahaan sejenis yang ada di lingkungan sekitar. Harga Jual karet yang tinggi
dikarenakan
perusahaan
sangat bergantung pada penjualan karet dari masyarakat. Sekitar 65% bahan baku untuk proses produksi berasal dari karet masyarakat.
Selain bergerak dalam bidang penjualan
dan pengolahan karet, PT.
Bridgestone Sumatera Rubber Estate juga bergerak pada bidang perkebunan karet.Hasil
perkebunan karet dari
PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate hanya
memenuhi 35% dari kebutuhan bahan baku
dan untuk memenuhi kebutuhan produksinya PT, Bridgestone Sumatra Rubber Estate
membeli bahan baku dari masyarakat, supplier dan perusahaan karet yang lainnya.
2.3.
Visi
dan Misi
Misi Grup Bridgestone didasarkan pada kata-kata pendirinya
yaitu: “Menyumbang Masyarakat dengan Mutu Tertinggi”. Untuk memenuhi misi ini Grup
Bridgestone telah menggunakan konsep “dasar” untuk menunjukkan komitmen yang
berkesinambungan dari karyawan untuk memberikan kepada pelanggan produk dan
jasa untuk melayani masyarakat di mana Bridgetone Melakukan bisnis. “Esensi
Bridgestone” terdiri dari kata-kata, Budaya perusahaan yang terintegrasi dan
keragaman kita bahwa perusahaan saat ini telah mewarisi dan rasa berbagi
nilai-nilai yang dapat dianut oleh karyawan Bridgestone di seluruh dunia.
- Menyumbang Masyarakat dengan Mutu Tertinggi
PT BSRE bercita-cita untuk
menawarkan yang terbaik bagi pelanggan dan untuk masyarakat, tidak hanya dalam
hal produk, layanan dan teknologi, tetapi juga dalam semua kegiatan perusahaan.
Komitmen PT BSRE terhadap kualitas bukan berasal dari keinginan untuk mendapat
keuntungan semata, tetapi timbul dari semangat untuk meningkatkan keselamatan
dan kehidupan yang nyaman dalam segala aspek bagi semua orang di seluruh dunia.
Melalui Misi ini, PT BSRE berusaha untuk menjadi perusahaan yang dipercaya oleh
semua orang di dunia, sebuah perusahaan di mana kita semua bisa berbangga.
- Seijitsu-Kyocho (Integritas dan Kerjasama)
Seijitsu-Kyocho adalah berpegang
pada ketulusan hati dalam menjalankan pekerjaan, menghadapi orang lain, dan
berpartisipasi dalam masyarakat, serta mendorong kerjasama tim dengan tetap
mengedepankan rasa saling menghargai dan menghormati keragaman ketrampilan,
perspektif, pengalaman, jenis kelamin, dan ras. Dengan hal tersebut kita dapat
menciptakan hasil yang positif.
- Shinshu-Dokusho (Pelopor Kreativitas)
Shinsu-Dokuso adalah mengetahui dan
memahami yang terjadi di dunia dari sudut pandang Pelanggan sehingga kita pun
dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kita harus proaktif dalam menciptakan beragam
kreasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kita harus mencari dan
menciptakan peluang pasar baru di dunia dengan metode sendiri yang unik.
- Genbutsu-Genba (Peninjauan Lapangan)
Genbutsu-Genba adalah melangkahkan
kaki ke lapangan dan memastikan kenyataan dengan mata kepala sendiri. Dengan
tidak merasa puas dengan kondisi yang ada, kita harus membandingkannya dengan
"kondisi yang ideal" dan membuat keputusan yang tepat untuk mencapai
kondisi yang terbaik.
- Jukuryo Danko (Kematangan Tindakan)
Jukuryo-Danko adalah pemikiran yang
dalam tentang segala kemungkinan pada beragam situasi untuk mengambil tindakan.
Serta menentukan arah yang harus ditempuh, setelah mengidentifikasi
intisarinya. Hal tersebut dilakukan dengan kecepatan dan daya tahan yang kuat.
2.4.
Lokasi perusahaan
Letak pabrik pengolahan crumb rubber PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate adalah sebagai berikut :
Desa
: Dolok Merangir
Kecamatan : Dolok Batu Nanggar
Kabupaten : Simalungun
Provinsi : Sumatera Utara
Adapun Batas-batas pabrik
pengolahan crumb rubber PT. Bridgestone
Sumatra Rubber Estate adalah sebagai berikut :
Sebelah timur
: Kebun karet PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Sebelah barat
: Pemukiman penduduk
Sebelah utara
: Kebun karet PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Sebelah selatan : Perumahan Karyawan
2.5. Daerah Pemasaran
Crumb Rubber yang dihasilkan
oleh PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate, merupakan bahan baku pembuatan ban. Sebelum
crumb rubber dikirim ke Jepang, terlebih dahulu akan dikirim ke Singapura. Bridgestone corporation
Singapura menentukan kuantitas bahan baku yang diperlukan oleh
Bridgestone Corporation di Yokohama, Jepang. Daerah pemasaran ban
Bridgestone meliputi wilayah Asia, negara-negara di Amerika seperti
Amerika Serikat, Kanada dan Brazil serta beberapa negara di
kawasan Afrika. Untuk pasar kawasan
Eropa ban Bridgestone masih bersaing dengan ban sejenis.
Kawasan Asia merupakan pasar yang paling potensial bagi ban
Bridgestone, hal ini dikarenakan harga ban Ban bridgestone dapat dijangkau oleh konsumen di Asia selain kualitas produk yang baik. Pemesanan bagi
pasar Asia dilakukan pada Bridgestone Corporation Singapura, sedangkan bagi pasar Indonesia dilakukan di Kantor cabang Bridgestone Corporation di
Jakarta dan
Medan. Kedepannya Bridgestone Corporation
dapat
bersaing di pasar Eropa dengan ban sejenis.
2.6.
Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan Sekitar
Keberadaan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate di lingkungan
sekitar memberikan dampak ekonomi serta dampak sosial dan
budaya. Dampak ekonomi diantaranya, keberadaan
PT.
Bridgestone
Sumatra
Rubber Estate
membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarkat sekitar. Jenis pekerjaan tersebut diantaranya, tenaga
kerja keamanan, tenaga kerja di pabrik maupun tenaga
kerja
diperkebunan. Dampak ekonomi lainnya adalah, adanya kegiatan jual beli
karet antara PT. Bridgestone
Sumatra
Rubber Estate
dengan masyarakat sekitar. Tingginya harga karet pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate membuat
masyarakat lebih tertarik menjualnya pada perusahaan ini ketimbang perusahaan
sejenis.
Dampak sosial budaya diantaranya, perbaikan jalan disekitar areal
PT.
Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Adanya kerjasama perusahaan
dengan masyarakat
sekitar
dengan adanya kegiatan bakti sosial. Kerja sama
juga dilakukan
oleh perusahaan
dengan perusahaan
sekitar mengenai
pelatihan
karyawan tentang keselamatan kerja.
Mengenai dampak lingkungan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
telah menerapkan sistem ISO 14000 mengenai manajemen lingkungan. Untuk
penaganan bau akibat pengolahan
crumb rubber PT. Bridgestone memakai Air
Scrubber. Air Scrubber merupakan
peralatan yang digunakan untuk menyerap kadar bau yang terkandung dalam
gas buang, sehingga bau-bauan dapat di minimalisir. Limbah hasil proses produksi crumb rubber berbentuk limbah cair yaitu air pencucian crumb rubber.
Sebelum dibuang dan dialirkan ke sungai air pencucian akan diolah terlebih dahulu dengan sistem lumpur aktif atau active sludge
pada instalasi pengolahan air limbah yang disebut dengan ASETS (Activated
Sludge Effluent Treatment System) sehingga air tidak berbahaya dan aman bagi lingkungan
2.7.
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi
adalah
susunan
komponen-komponen
(unit-unit) kerja dalam
organisasi. Struktur organisasi pada suatu perusahaan
merupakan bagian yang penting dalam pendirian
suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya tugas dan wewenang,
sehingga pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara
jabatan satu dan yang lainnya menjadi jelas. Struktur organisasi menggambarkan
hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang berkaitan satu
dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan oleh semua
pihak yang terkait didalamnya.
Suatu sistem
pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda memerlukan
struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumberdaya dengan cara yang teratur. Dengan
struktur organisasi
tersebut diharapkan setiap personil yang ada
didalam organisasi dapat
diarahkan sehingga mendorong
mereka
melaksanakan aktifitas masing-masing dengan
baik dan mendukung
tercapainya
sasaran perusahaan dengan efektif dan efisien.
Struktur
Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha dan
besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah
ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik dan tidak terjadi kekacauan
akibat kesalahan dalam pemberian perintah dan tanggung jawab.
Struktur
organisasi dari PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate berbentuk struktur
organisasi campuran lini, fungsional dan
staff. Sruktur lini merupakan struktur dimana didalamnya terdapat garis
wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan.
Struktur fungsional merupakan struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan
tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional
untuk dikerjakan kepada pelaksanan dengan keahlian khusus, dan hubungan staff merupakan hubungan atasan dengan staff
khusus. Struktur Organisasi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dapat
dilihat pada Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
IT
|
Hospital
Dr. Suangma S |
President
Director
Tagor Simanjuntak |
HRD
M. Yusuf Nst |
Comptroller
|
Production
Manager
N Handrisanto |
Safety
Gatot A |
Finance
Director
|
Production Director
|
MFO
|
MFA
|
Field
Manager
Division |
Taining
Division
|
QSR
|
Estate
Inspector
|
Security
|
FSD
|
TD
AWS
Bona Pakpahan |
Laboratory
Manager
Sasaki |
Engineering
Sudarmaji |
Processing
Ngadirin |
QCD
Husni |
Environment
|
R
& D
|
Government
|
NGO
|
Executive
Secretary
Samidi |
Communication
|
Material
Control
|
Traffic
|
Medan
Office
|
Jakarta
Rep Advisor
|
Finance
|
Purchasing
|
Latex
Specialist
|
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Dari stuktur organisasi dapat dilihat hubungan lini,
fungsional, dan staff antara pimpinan tertinggi dengan bawahannya. Hubungan
lini misalnya pada hubungan president director dengan para director yang ada
dibawahnya. Hubungan fungsional misalnya terdapat pada manajer latex specialist
dengan manager field administration (MFA). Disini manajer latex specialist melimpahkan
wewenang kepada MFA yang mempunyai jabatan fungsional sebagai pelaksana yang
memiliki keahlian khusus. Hubungan staff dapat dilihat pada hubungan Finance
Director dengan staffkhusus IT. Tugas staff IT disini hanya memberi saran atau
nasehat kepada Finance Director. Dari hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa PT.
Bridgestone Sumatra Rubber Estate memiliki struktur organisasi campuran.
2.8.
Pembagian
Tugas Dan Tanggung Jawab
Manajemen suatu organisasi
dibutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana
masing-masing melaksanakan tugas. Wewenang dan tanggung jawab untuk
masing-masing bagian sesuai dengan
struktur organisasi perusahaan,
yakni :
Wewenang dan
tanggung jawab untuk
masing-masing bagian sesuai
dengan struktur organisasi
perusahaan, yakni :
2.8.1.
Managing Director
Bertanggung jawab
kepada Chairman Of
Board yang berkedudukan
di Jepang. Adapun
tugas dari Managing Director antara lain:
1. Menangani, memimpin
dan menentukan kebijakan
opersional sehari-hari di
dalam perusahaan.
2. Mengkoordinir tugas-tugas
yang didelegasikan kepada
tiap-tiap bagian dan
menjalin hubungan kerja
yang baik dengan
para karyawan perusahaan
agar terbentuk suasana
kerja yang harmonis.
Sedangkan wewenang dari Managing
Director antara lain:
1.
Mengambil keputusan
dan tindakan yang
tepat demi kepentingan
dan kelangsungan jalannya
perusahaan.
2. Mengembangkan mutu
dan konsep perbaikan
secara kontinu dan
pengembangan mutu pekerja.
2.8.2.
General Manager
General Manager
bertanggung jawab terhadap
Managing Director. Adapun tugas dari General Manager antara lain :
1. Bertanggung jawab
atas seluruh lapangan
perkebunan di seluruh
Divisi (Divis I – V) dan
operasinya.
2. Mengkoordinir tugas-tugas
yang didelegasikan pada
Manager Prodution, Safety
Department dan Security
Department.
3. Bertanggung jawab
atas pengendalian mutu.
Sedangkan Wewenang dari General
Menager antara lain:
- Memeriksa dan menyetujui permintaan pembeli dan pesanan-pesanan.
- Mengawasi pelaksanaan perbaikan dan pengawasan atas barang-barang yang rusak pada waktu produksi dan penyimpanan.
2.8.3.
Estate Administrator
Estate
Administrator bertanggung jawab kepada
Managing Director. Adapun tugas dari Estate Administrator antara
lain:
- Membantu Managing Directory dalam membuat pedoman Kerja Bagian Tanaman.
- Mendelegasikan tugas tiap Manager I – V.
Sedangkan wewenang dari Finance and
Administrtion Director antara lain mengatur
segala administrasi yang
berkaitan dengan operasi
di kebun mulai
dari usaha penanaman
sampai usaha penderesan.
2.8.4.
Finance
and
Administration Director
Finance and
Administrtion Director bertanggung jawab
kepada Managing Director. Adapun tugas Finance
and Administrtion Director antara lain:
- Membantu Managing Directory dalam hal menyusun laporan keuangan dan anggaran, Cash Inflow/ Outflow Control, serta audit dan pendanaan.
- Mengendalikan dan mengelola keuangan perusahaan.
Sedangkan wewenang dari Finance and
Administrtion Director antara lain:
- Mengatur pembelian material-material yang di butuhkan oleh tiap bagian.
- Mengelola dan mengendalikan administrasi khususnya pembagian gaji.
2.8.5.
Medical Superintendent
Medical Superintendent bertanggung jawab
kepada Managing Director dan mempunyai tugas antara lain:
- Mengawasi kegiatan dokter-dokter dalam pekerjaannya menangani pasien.
- Mengendalikan dan mengelola kegiatan di rumah sakit.
Sedangkan wewenang dari
Medical Superintendent antara lain Mengkoordinasikan dan
megendalikan kepegawaian di
rumah sakit.
2.8.6.
Production Manager
Production Manager
bertanggung jawab kepada
General Manager. Adapun tugas dari
Production Manager antara lain:
- Mengawasi kelancaran seluruh proses produksi mulai dari penerimaan dan penanganan bahan olah karet.
- Mengawasi kelancaran proses pengolahan, pengendalian mutu, dan penanganan hasil pengolahan.
Sedangkan wewenang dari
Production Manager antara lain:
- Mengendalikan pemeliharaan/ perbaikan mesin-mesin dan peralatan produksi sampai dengan pengiriman untuk pengapalan.
- Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan pada Processing Department, Engineering Department dan Information Technology.
2.8.7.
Manager Field
Operation
Manager Field
Operation bertanggung jawab kepada
Estate Administrator. Adapun
tugas dari Manager Field Operation antara lain:
- Bertanggung jawab secara menyeluruh atas operasi divisi kebun.
- Bertanggung jawab atas efisiensi pengawasan kerja dari divisi latihan kebun.
Sedangkan wewenang dari
Manager Field Operation antara lain:
- Mengatur penanaman, pertumbuhan, pemeliharaan dan pengutipan getah sehingga memeperoleh hasil yang maksimal.
- Mengawasi pelaksanaan dan memperbaharui Pedoman Kerja Bagian Tanaman.
2.8.8.
Processing Manager
Processing Manager bertanggung jawab
kepada Production Manager. Processing Manager
mempunyai tugas antara lain:
- Mengawasi pengoperasian dan administrasi seluruh fasilitas pemerosesan karet mentah dan mempertahankan standard mutu produk.
- Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi mulai dari bahan baku dan hingga ke pengemasan produk.
Sedangkan wewenang dari Processing Manager antara lain:
- Ikut serta mengatur perencanaan produksi.
- Turut dalam pemeriksaan intern mutu dan penilaian manajemen atas mutu.
2.8.9.
Engineering Manager
Enginering
Manager bertanggung jawab kepada
Production Manager. Adapun tugas dari Enginering Manager antara lain:
1. Bertanggung jawab
atas, pemeliharaan dan
perbaikan fasilitas-fasilitas
pabrik.
2. Mengawasi persediaan
suku cadang mesin
dan peralatan.
3. Menjamin kelancaran
operasi mesin secara
menyeluruh.
Sedangkan wewenang dari Engineering
Manager adalah mengatur rencana perbaikan
kerusakan mesin dan
peralatan produksi.
2.8.10.
Safety Manager
Safety Manager bertanggung jawab
kepada General Manager. Adapun tugas dari Safety Manager antara lain:
1. Menyediakan APD
(Alat Pelindung Diri)
bagi karyawan terutama
untuk bagian produksi.
2. Memberikan pengarahan
dan pelatihan K-3
bagi setiap karyawan.
3. Memasang tanda
bahaya pada tempat
rawan kecelakaan kerja.
Sedangkan wewenang Safety Manager antara lain:
- Membuat peraturan K-3 bagi perusahaan berdasarkan Peraturan Pemerintah dan UU Tenaga Kerja.
- Menjalin hubungan dengan Department Tenaga Kerja setempat guna membahas maslah-masalah yang berkaitan dengan K-3.
2.8.11.
QCD
(Quality Control Department)
Manager
QCD Manager bertanggung jawab
kepada General Manager. Adapun tugas dari QCD Manager antara
lain:
- Memonitor semua mutu produksi dari semua Factory yang ada.
- Memonitoring mutu bahan baku yamg masuk ke perusahaan, baik dari supplier atau kebun sendiri.
- Menganalisa semua bahan kimia yang masuk dari supplier.
- Memonitor limbah yang dihasilkan oleh pabrik.
Adapun wewenang dari QCD Manager antara
lain:
- Menyediakan laporan produksi harian, bulanan dan tahunan kepada Processing Department.
- Membuat dokumen ekspor.
2.8.12.
Security Manager
Security Manager bertanggung jawab
kepada General Manager Adapun tugas dari Security Manager adalah bertanggung jawab
atas seluruh keamanan
baik dalam perusahaan
yakni kantor dan
luar perusahaan/area perkebunan.
Sedangkan wewenang dari Security Manager antara lain:
- Memeriksa setiap orang yang ingin berurusan dengan pihak perusaahaan.
- Menerima dan menyampaikan pesan, surat ataupun berita yang diterima.
- Mengatur antrian setiap truk getah yang akan masuk ke areal perusahaan.
2.8.13.
Manager Field Administration
Manager Field
Administration bertanggung jawab kepada
Manager Field Operation. Adapun tugas dari Manager Field
Administration antara lain:
- Bertanggung jawab atas segala kebutuhan yang diperlukan dalam usaha tanam karet seperti penderes karet dan armada angkutan.
- Mendelegasikan tugas kepada Field Service Department, Training, Division dan Transport.
Sedangkan Wewenang dari Manager Field
Administration adalah mengatur
tata cara tanam
karet di kebun
tiap divisi sesuai
dengan Pedoman Kerja
Bagian Tanaman.
2.8.14.
Manager Field
Division I – V
Manager Field
Division I – V bertanggung
jawab kepada Manager
Field Operation. Adapun tugas
dari Manager Field Division I – V antara lain:
- Bertanggung jawab atas mutu getah yang dikirim ke pabrik.
- Mengawasi pelaksanaan pemupukan, pemeliharaan tanaman dan proses penyadapan getah.
Sedangkan wewenang dari Manager Field
Division I – V adalah mengkoordinir
dan mengendalikan pengutipan
getah dari kebun
tiap divisi.
2.8.15.
HRD (Human Resources Departement) Manager
HRD Manager bertanggung jawab
kepada Managing Director. Adapun tugas dari HRD Manager adalah:
- Menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan perburuhan.
- Mengkoordinir kegiatan surat menyurat baik keluar maupun ke dalam perusahaan.
Sedangkan wewenang dari HRD Manager antara lain:
- Mengatur tata cara penerimaan, perekrutan dan latihan pendidikan karyawan.
- Penghubung dengan pihak luar perusahaan terutama mayarakat sekitar.
- Mengadakan hubungan keluar dengan perusahaan lain dan instansi yang menangani masalah taenaga kerja.
2.8.16.
Finance Manager
Finance Manager bertanggung jawab
kepada Finance and
Administration Dierctor. Adapun tugas
dari Finance Manager antara lain:
- Merencanakan dan mengaudit keuangan perusahaan.
- Membantu Finaace and Administrations Director dalam hal pengauditan.
Sedangkan wewenang dari Finance Manager adalah turut serta
dalam merencanakan keuangan
perusahaan.
2.8.17.
GMMC (General
Merchandise and Material
Control) Manager
GMMC Manager bertanggung jawab
kepada Finance and
Administration Dierctor. Adapun tugas
dari GMMC Manager antara lain:
- Mengkoordinir dan mengendalikan operasi pembelian dan pengawasan barang.
- Mengawasi pemberian tanda setiap produk baik produk jadi, produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Sedangkan wewenang dari GMMC Manager adalah menilai dan
menyetujui vendor yang
akan menjadi partner perusahaan.
2.8.18.
Hospital
Hospital bertanggung jawab
kepada Medical Superintendent. Adapun tugas dari Hospital
adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada staf dan karyawan yang membutuhkan perawatan.
Sedangkan wewenang dari Hospital
adalah melakukan test kesehatan
dalam rekrutmen karyawan.
2.8.19.
IT (Information
Technology) Departement
IT bertanggung jawab
kepada Production Manager. Adapun tugas dari IT adalah merawat dan
memperbaiki jaringan komputer
yang dipakai oleh
perusahaan.
Sedangkan wewenang dari IT adalah menyediakan kebutuhan
perlengkapan computer pada
perusahaan.
2.8.20.
Field Service
Department
Field Service
Department bertanggung jawab kepada
Manager Field administration. Adapun tugas dari Field Service
Department antara lain:
- Menyediakan peralatan dan perlengkapan untuk kebutuhan usaha selama masa tanam.
- Menyediakan kebutuhan bibit karet untuk usaha tanam.
Sedangkan wewenang dari Field Service
Department adalah mengatur
peralatan dan perlengkapan
selama masa tanam.
2.8.21.
Training Division
Training
Division bertanggung jawab kepada
Manager Field administration. Adapun tugas dari Training Division adalah mengawasi setiap
penderes yang ada
disetiap kebun.
Sedangkan wewenang dari Training Division adalah memberikan pelatihan
dan pengarahan kepada
setiap penderes bagaimana
cara menderes karet
yang baik dan
benar.
2.9.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
berjumlah 6051 Orang, terdiri atas beberapa bagian.
Bagian tersebut diantaranya, bagian
Factory meliput i
processing, engineering, QC (Quality Control), transportasi
dan head office. Bagian lain diantaranya, bagian lapangan, rumah
sakit dan
keamanan. Perekrutan
tenaga kerja
diatur oleh perusahaan, demikian juga penempatannya (tenaga kerja
tetap atau dikontrak sesuai
dengan kebutuhan). Tenaga kerja kontrak biasanya berasal dari tenaga kerja lokal
dan pada level
karyawan, upahnya dibayar berdasarkan
hari kerja (Daily Paid).
Tenaga kerja pada
PT. Bridgestone
Sumatra
Rubber Estate
dikelompokkan berdasarkan Pimpinan, staff serta karyawan. Berdasarkan sistem
pembayaran karyawan dikelompokkan menjadi 3, yaitu karyawan tetap, karyawan lepas dan free labor. Karyawan tetap biasanya digaji setiap bulannya (monthly paid), sedangkan karyawan lepas digaji setiap harinya (daily paid) dan free labor digaji setiap 2 minggu sekali atau pada periode pembayaran yang telah
ditentukan.
Pekerja free labor tidak memiliki
keterkaitan dengan perusahaan apabila periode pekerjaannya telah selesai.
2.10.
Jam Kerja
Pembagian jam kerja pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dibagi
menjadi 2 yaitu berdasarkan shift dan tidak berdasarkan shift.
Shift dibagi menjadi
3 yaitu shift I, shift II dan shift III. Berdasarkan Syarat Kerja Umum (SKU)
setiap pekerja mempunyai syarat maksimum 7-8 jam kerja/hari dan bekerja 6
hari/minggu. Apabila waktu kerja lebih dari 8 jam kerja, maka jam kerja
berikutnya terhitung sebagai lembur.
Ketentuan kerja pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate adalah sebagai berikut:
2.10.1
Tidak Berdasarkan shift
Secara umum
hari kerja di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dimulai Senin sampai dengan jumat,
yakni:
- Waktu Kerja Pukul 07.00-12.00
- Waktu Istirahat Pukul 12.00-13.30
- Waktu Kerja Pukul 13.30-17.00
2.10.2.
Berdasarkan Shift
Jika berdasarkan shift, jam kerja di
PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate dibagi menjadi:
- Shift I Pukul 07.00 - 15.00
- Shift II Pukul 15.00 - 23.00
- Shift III Pukul 23.00 - 07.00
Bagi karyawan shift yang bekerja dibagian produks i, karyawan diberi izin beristirahat setiap 1
jam selama periode 8 jam bekerja.
Penggantian
shift dilakukan
setiap seminggu,
hal
ini dilakukan agar
pekerja tidak
terlalu letih dan jenuh terhadap jam kerja.
BAB 3
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
3.1. Laporan Kegiatan Kerja
Praktik
Selama
melaksanakan Kerja Praktik Lapangan di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Dolok Merangir, Penulis ditempatkan pada bagian Quality Control Departement
(QCD). Waktu Kerja Praktik di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok
Merangir yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2013 sampai dengan 22 Agustus
2013 dimulai sesuai jam kerja pada Shift I yaitu mulai pukul 07.00 Wib s/d pukul 15.00 Wib setiap hari senin sampai
dengan hari sabtu. Selama melaksanakan Kerja Praktik Penulis diharuskan
mengikuti semua peraturan yang berlaku di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate
Dolok Merangir.
Kegiatan
yang dilakukan Penulis selama melaksanakan Kerja Praktik di PT. Bridgestone
Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir antara lain:
1. Melaksanakan
senam Taiso
2. Briefing
sebelum dan sesudah bekerja
3. Melakukan
analisa quality
4. Kebersihan
lingkungan kerja
5. Input
data analisa
3.2. Sumber Daya Komputer
yang Tersedia
Sumber daya komputer
yang tersedia merupakan hal yang sangat urgen dalam menyelesaikan pekerjaan harian
terutama untuk menyelesaikan tugas bagian administrasi dan input data analisa,
sumber daya komputer tersebut berada pada bagian kantor administrasi dan
laboratorium. Adapun sumber daya Komputer dan perangkat penunjang lainnya yang
tersedia guna melaksanakan pekerjaan pada bagian QCD (Quality Control
Departement) PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir antara lain:
- Komputer sebanyak 20 unit
- Printer sebanyak 6 unit
- Scanner sebanyak 1 unit
- Dan berbagai alat tulis kantor lainnya.
Seluruh
perangkat Komputer yang ada sudah terkoneksi satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan Jaringan LAN (Local Area Network) dan dapat mengakses internet.
Sedangkan untuk penyediaan, pemeliharaan dan perawatan komputer-komputer
tersebut pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate ada Departement atau bagian
yang khusus untuk mengerjakannya yaitu IT (Information Technology) Departement.
3.3. Hasil Pengamatan
Selama melaksanakan Kerja Praktik
pada bagian Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber
Estate Dolok Merangir, penulis mengamati bahwa penggunaan komputer merupakan
hal yang sangat urgent terutama dalam menyelesaikan tugas administrasi dan
penginputan data analisa. Begitu juga program atau sistem informasi yang
berjalan sudah sangat baik sehingga memudahkan bagian administrasi dan analis
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Namun pada bagian penyimpanan bahan-bahan
kimia, penulis menemukan bahwa pencatatan stok dan pemakaian bahan-bahan kimia
masih dilakukan secara manual dengan menggunakan lembaran checklist yang setiap
harinya harus diisi oleh analis ataupun Section
Head.
Adapun beberapa kelemahan yang
Penulis amati pada bagian penyimpanan bahan-bahan kimia yang ada pada
Laboratorium QCD di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir adalah
sebagai berikut:
1.
Sering terjadi kehabisan stok
bahan-bahan kimia dikarenakan analis tidak melaporkan jumlah persediaan
bahan-bahan kimia yang ada
2.
Terjadinya kesulitan dalam
mengetahui persediaan bahan-bahan kimia yang ada dikarenakan analis yang
menggunakan atau mengambil bahan-bahan kimia tidak mencatat persediaan dan
pemakaiaan bahan-bahan kimia pada checklist yang tersedia
3.
Sering terjadi kesalahan
dalam pembuatan laporan, baik laporan penggunaan, persediaan ataupun bahan-bahan kimia yang masuk.
3.4.Pemecahan Masalah
Dengan adanya permasalahan yang
Penulis temukan selama melaksanakan Kerja Praktik pada bagian Quality
Control Departement PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir, Perlunya
usulan perancangan sistem dari sistem yang sedang berjalan guna memberikan
kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna sistem, serta mampu menyajikan informasi
yang dibutuhkan oleh pemakai sistem itu dengan suatu sistem informasi yang
mudah dimengerti dalam penggunaannya.
Berdasarkan pada
hasil evaluasi sistem yang berjalan maka sistem yang telah ada perlu
dikembangkan. Pengembangan sistem dilakukan dengan mengubah atau memperbaiki
sistem yang manual atau tertulis ke dalam sistem terkomputerisasi, dengan
menambahkan aplikasi untuk pengolahan data stok bahan-bahan kimia. Penulis tertarik
untuk memecahkan masalah tersebut dengan membuat sebuah program atau aplikasi “Perancangan dan Implementasi Stok Bahan-bahan pada
Quality Control Departement PT. Bidgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir”
dengan menggunakan Visual Basic dan SQL Server.
Adapun tujuannya
adalah untuk mempermudah dalam mengontrol stok bahan-bahan kimia, terutama
tahap penyesuaian data barang yang telah terpakai dengan yang masih tedapat
dalam gudang. Sehingga proses pembuatan laporan pada setiap akhir periode akan
lebih cepat dan akurat.
BAB
4
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan Kerja Praktik
pada bagian Quality Control Departement di
PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir, maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. PT.
Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan karet remah atau Crumb Rubber.
- Dengan adanya Sistem atau aplikasi untuk stok bahan-bahan kimia yang ada di Quality Control Departement di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir kiranya dapat mempermudah pengelolaan data stok dan pemakaian bahan-bahan kimia serta meningkatkan kinerja analis / karyawan di dalam perusahaan.
- Dengan dibangunnya sistem atau aplikasi stok bahan-bahan kimia, maka kendala yang semula dihadapi di Quality Control Dept, yaitu keakuratan, ketepatan waktu dalam pencarian data barang maupun jumlah stock barang secara otomatis dapat ditanggulangi.
- Dengan Sistem Informasi stok bahan-bahan kimia yang sudah terkomputerisasi, analis, section head ataupun manager tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh laporan tentang pemakaian dan persediaan barang. sehingga tidak terjadi lagi kehabisan stok bahan kimia.
3.2. Saran
Setelah melakun
Kerja Praktik pada bagian Quality Control Departement PT. Bridgestone Sumatra
Rubber Estate Dolok Merangir dan dengan selesainya penulisan Laporan Kerja
Praktik ini, dengan kerendahan hati penulis mencoba memberikan saran sebagai
berikut:
1. Setiap
analis yang menggunakan bahan-bahan kimia hendaknya benar-benar mencatat bahan-bahan
kimia yang digunakan dan persediaan yang masih ada, kemudian di cek kembali
oleh section head dan diverifikasi oleh staff atau assistant terkait.
2. Dengan
adanya system atau aplikasi yang dibangun dapat mempermudah dalam mengawasi
pemakaian dan persediaan bahan-bahan kimia yang ada pada gudang di Quality
Control Departement PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok merangir.
3. Diharapkan
kepada pihak AMIK Tunas Bangsa Pematang hendaknya lebih meningkatkan kerja sama
antara perusahaan-perusahaan ataupun instansi-instansi baik swasta maupun pemerintah agar terjalin
hubungan yang lebih baik dengan perusahaan
ataupun instansi tersebut,
sehingga pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat
berjalan dengan baik.
Dengan selesainya penyusunan Laporan Kerja Praktik
ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih jauh
ari sempurna dan masih banyak kekurangannya, maka dengan ini penulis sangat
mengharapakan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak
guna perbaikan dimasa yang akan dating.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar